Blog najla alliya, blog pribadi tempat sharing-sharing everything

Jangan Menun-nunda Berbuat Baik

Berbuat baik jangan sampai ditunda-tunda. Sesungguhnya kita tidak tahu sampai kapan usia kita. Boleh jadi saat perbuatan baik belum terlaksana, dengan alasan ditunda-tunda, kita keburu meninggal dunia. Astagfirullahaladzim.

Ketika kita berniat untuk menunaikan haji, kita mengumpulkan uang. Dan manakala uang sudah terkumpul, niat kita berubah,"ah alangkah lebih baiknya uang yang terkumpul ini saya pakai dulu untuk buka usaha. Keuntungannya kan nanti bisa untuk berangkat haji juga."

Alangkah buruknya alasan di atas, Allah SWT memberikan rizki tersebut untuk berhaji, namun dengan alasan buka usaha akhirnya perbuatan baik anda ditunda.

Jangan Menun-nunda Berbuat Baik
Astagfirullahaladzim, kita tidak tahu apakah nanti akan sampai usia kita. Karena siapa tahu azal keburu menjemput.

Berbuat amal baik jangan sampai ditunda-tunda, karena boleh jadi bisa menyebabkan berubahnya niat.

Menunda-nunda adalah perbutan setan, dan menunda-nunda untuk beramal baik sama saja dengan memberi kesempatan kepada setan untuk menggoda kita agar tidak jadi berbuat baik.

Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman, “Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (Q.S. Az-Zukhruf (43) : 37).

So, segaralah untuk berbuat baik, dan berloma-lombalah untuk berbuat baik, sebagaimana termaktub dalam sebuah Al Qur'an surat Al-Baqarah (2) ayat 148 “Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.”

Selaras dengan  surat tersebut, sebuah hadits yang diriwayat Abu Hurairah menerangkan bahwa berbuat baik itu harus segera dilaksanakan, jangan sampai ditunda-tunda. Beirkut kutipannya, seseorang bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling besar pahalanya?” Lalu, beliau menjawab, “Bersedekah selama kamu masih sehat, bakhil (suka harta), takut miskin, dan masih berkeinginan untuk kaya. Dan janganlah kamu menunda-nunda, sehingga apabila nyawa sudah sampai di tenggorokan maka kamu baru berkata, “Untuk fulan sekian dan untuk fulan sekian’, padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli warisnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Demikian, Wallahu'alam.

Tags :

Related : Jangan Menun-nunda Berbuat Baik