Blog najla alliya, blog pribadi tempat sharing-sharing everything

KONDISI UMAT TERHADAP KEMUKJIZATAN AL QUR'AN

KONDISI UMAT TERHADAP KEMUKJIZATAN AL QUR'AN

Kondisi umat terhadap mukjizat yang agung ini sangat beragam sesuai dengan latar belakang dan lingkungan masing-masing hingga terbagi kepada beberapa kelompok.

1. Kelompok yang mendapat karunia Allah berupa keimanan kepada mukjizat Al-Quran dengan qiraahnya. Mereka adalah orang-orang yang mendengar bacaan dan mengikuti apa yang mereka dengar yang disebut dengan  talaqqi . Namun pada saat membaca mereka belum merasa terpanggil untuk memerhatikan keistimewaan tulisannya.
Padahal Allah SWT memerintahkan kepada kita u mempelajari tulisan Al Qur'an agar dapat pelajaran dan Ilmu/Hikmah.

Allah SWT berfirman,

(إِنّا أَنزَلناهُ قُرآنًا عَرَبِيًّا لَعَلَّكُم تَعقِلونَ (يوسف: ٢

Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu berakal. (QS.12. Yusuf :2 ).

Mereka juga belum sampai kepada kajian makna yang tersembunyi dibalik tulisannya, tidak pula pesan-pesan lain yang ada didalamnya apa lagi sampai kepada kemampuan menjadikannya sebagai petunjuk bagi kehidupan pribadi, keluarga dan umat. Mereka hanya mampu membaca dengan baik hingga sah menjadi imam. Mereka adalah hamba-hamba pilihan yang ditetapkan Allah untuk menjadi pemelihara Al-Quran melalui bacaannya.

2. Kelompok yang mendapat karunia Allah berupa keimanan kepada mukjizat Al-Quran dan Al-Kitab.
Mereka yang mengetahui adanya tulisan Al-Quran dan perbedaannya dengan tulisan hadits, tafsir dan karya tulis para ulama. Dengan pengetahuan tersebut maka mereka berjuang untuk menggali makna Al-Quran dibalik keistimewaan tulisannya, karena berkeyakinan bahwa Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad SAW bukan hanya bacaan wahyu lalu ditulis sesuai apa yang terdengar atau menurunkan wahyu berupa tulisan lalu dibaca sesuai dengan tulisannya yang terlihat, akan tetapi Al-Quran dibaca dan ditulis sesuai petunjuk ilahi yang mangandung banyak makna dibalik tulisannya yang khas dan bacaannya yang khas pula.

Dalam kitab Al-Quran terdapat banyak huruf yang dibaca tanpa tulisan dan banyak huruf yang ditulis tanpa bacaan. Dalam kitab suci ini sering ditemukan satu tulisan untuk dua bacaan  dan satu bacaan dalam dua tulisan.

3. Kelompok yang mendapat karunia Allah berupa keimanan kepada hakikat Al-Quran sebagai sarana komunikasi qalbu dengan Yang Mahaagung yang disebut Al Dzikr(ingat).


(وَلَقَد يَسَّرنَا القُرآنَ لِلذِّكرِ فَهَل مِن مُدَّكِرٍ (القمر: ٢٢

Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk dzikir, maka adakah orang yang menjadi ahli dzikir?

Dzikir (mengingat Allah) adalah sifat Rasulullah SAW yang melekat dalam kehidupannya setiap saat termasuk pada saat beliau sedang dalam keadaan tidur. Bagaimana Rasulullah SAW berdzikir pada saat tidur?

قَالَتْ عَائِشَةُ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ فَقَالَ « يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَىَّ تَنَامَانِ وَلاَ يَنَامُ قَلْبِى

(صحيح مسلم – 2 / 166)

Aisyah berkata, wahai Rasulullah! apakah engkau tidur sebelum mewitirkan (mengganjilkan shalat malam), beliau bersabda: hai Aisyah ! sesungguhnya dua mataku tidur sementara qalbuku tidak tidur. (HR. Muslim)

Mengapa Rasulullah SAW dinyatakan selalu berdzikir termasuk pada saat tidur? Karena beliau tidak pernah lepas dari Al-Quran.

قَالَ قَتَادَةُ وَكَانَ أُصِيبَ يَوْمَ أُحُدٍ. فَقُلْتُ يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ أَنْبِئِينِى عَنْ خُلُقِ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-. قَالَتْ أَلَسْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ قُلْتُ بَلَى. قَالَتْ فَإِنَّ خُلُقَ نَبِىِّ اللَّهِ   صلى الله عليه وسلم  كَانَ الْقُرْآنَ (صحيح مسلم -2 / 168)

Qatadah yang cedera pada para perang Uhud berkata, aku berkata: hai Ummul mukminin terangkanlah padaku tentang akhlak   Rasulullah SAW! dia berkata: bukankah kamu suka baca Al-Quran? Aku berkata: tentu. Dia berkata: sesungguhnya akhlak Nabi Muhammad   SAW adalah Al-Quran. (HR. Muslim)

Diantara manusia ada yang mendapat dzikir hanya terbatas pada hafalan Al-Quran tanpa mereka ketahui makna apa yang terdapat didalamnya. Ada yang tidak mampu menghafal Al-Quran tapi mengingat isinya yang menjadi pegangan kehidupan dan ada pula yang mendapat nikmat hafal Al-Quran serta mengingat isinya namun belum mampu membuktikannya dalam kehidupan sebagai pembimbing utama.

pertanyaan:
Mengapa ada orang yg hafal Al-Quran dan mengerti isinya akan tetapi akhlaknya tidak sesuai dengan ajaran Al-Quran?
Jawabannya adalah: dia sudah mendapat Al-Quran sebagai bagian dari makna dzikir tapi belum mendapat kenikmatannya sebagai Al-Furqan.

4. Kelompok yang meraih nikmat karunia Allah dengan hakikat Al-Furqan (pemisah, pembeda).

(تَبارَكَ الَّذي نَزَّلَ الفُرقانَ عَلىٰ عَبدِهِ لِيَكونَ لِلعالَمينَ نَذيرًا (الفرقان: ١

Maha Suci Allah yang telah menurunkan AlFurqaan kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam, (QS. 25:1)

Ketika seseorang telah memahami Al Furqon, maka sudah pasti ia akan mengikuti petunjuknya...dan mewujudkan nya dalam sikap, perbuatan dan kehidupan sehari-hari, serta tercermin dalam pribadi yang berakhlak mulia.

📌 Salam Safa Al Qur'an
...

Related : KONDISI UMAT TERHADAP KEMUKJIZATAN AL QUR'AN