Mimpi merupakan sekumpulan abstrak yang memiliki makna, bukan prediksi atau ramalan. Mimpi merupakan akumulasi dari ketakutan, kesenangan, kebahagiaan, niat jahat, niat baik, keinginan, harapan, fenomena/kejadian saat siang kita beraktivitas, dan 1 juta impian lainnya yang semuanya secara otomatis diramu dan dimasukkan ke dalam bawah sadar, lalu kondisi tersebut bisa diungkap kembali ke permukaan berupa simbol-simbol lewat mimpi.
Mimpi bersifat privasi dan hanya anda sendiri yang bisa mengalami dan mengetahui. Bahkan walaupun anda sendiri tidak bisa menginterpretasi.
Tapi hati-hatilah menakwilkan mimpi. Menafsirkan mimpi yang salah justru bisa mencelakakan.
Karena itulah mungkin kebanyakan orang menyebutkan saat kita menceritakan mimpi dikejar setan kepada seorang teman, lalu teman kita cuma bilang, ah itu cuma bunga tidur.
Bersyukurlah anda, daripada anda dipengaruhi oleh penafsiran negative oleh teman anda, barangkali lebih bak teman anda mengatakan bahwa mimpi Anda hanya bunga tidur semata.
Pakar Psikoanalisis Sigmun Freud mengartikan mimpi merupakan penghubung antara kondisi bangun dan tidur. Baginya, mimpi merupakan ekspresi yang terdistorsi atau yang sebenarnya dari keinginan-keinginan yang terlarang diungkapkan dalam keadaan terjaga.
Namun demikian, lain lagi dengan mimpi para nabi. Mimpi para nabi juga berbeda dengan mimpi orang-orang yang beriman. Mimpi para nabi merupakan wahyu, sedangkan mimpinya orang beriman bisa saja merupakan petunjuk dari Allah SWT.
Mimpi bersifat privasi dan hanya anda sendiri yang bisa mengalami dan mengetahui. Bahkan walaupun anda sendiri tidak bisa menginterpretasi.
Tapi hati-hatilah menakwilkan mimpi. Menafsirkan mimpi yang salah justru bisa mencelakakan.
Karena itulah mungkin kebanyakan orang menyebutkan saat kita menceritakan mimpi dikejar setan kepada seorang teman, lalu teman kita cuma bilang, ah itu cuma bunga tidur.
Bersyukurlah anda, daripada anda dipengaruhi oleh penafsiran negative oleh teman anda, barangkali lebih bak teman anda mengatakan bahwa mimpi Anda hanya bunga tidur semata.
Namun demikian, lain lagi dengan mimpi para nabi. Mimpi para nabi juga berbeda dengan mimpi orang-orang yang beriman. Mimpi para nabi merupakan wahyu, sedangkan mimpinya orang beriman bisa saja merupakan petunjuk dari Allah SWT.
